BALIKPAPAN. Sekarang ini antrean kendaraan sering terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), baik untuk mendapatkan BBM jenis pertalite maupun solar. Untuk jenis pertalite, beberapa SPBU memberlakukan pengisian sendiri oleh pengemudi kendaraan (self service).
Sedangkan untuk jenis solar, memang sudah lama antrean terjadi. Bahkan mobil terutama jenis truk harus rela menghabiskan waktu belasan jam untuk mendapatkan solar. Senin (6/3) kemarin antrean BBM solar memakan korban, seorang sopir truk yang belum diketahui identitasnya ditemukan tewas di dalam mobil truk, saat mengantriesolar di SPBU di wilayah industri Kariangau KM 13.
“Tidak tahu orang mana, tapi saya lihat sudah dibawa ambulans, posisi truknya ratusan meter dari SPBU,” ungkap Rahman (50) salah seorang sopir truk yang ikut mengantre BBM solar di SPBU tersebut. Mayat sopir tersebut ditemukan sekira pukul 09.30 Wita dalam kondisi duduk dan memegang setir mobil, di kursi samping ditemukan jaket dan tas milik sang sopir. Belum diketahui pasti penyebab meninggalkan sopir truk tersebut, namun diduga memiliki riwayat penyakit.
“Tidak sampai 30 menit setelah ditemukan kemudian dibawa ambulans, sekitar jam 10,” tambah Rahman.
Diakui Rahman, untuk mendapatkan solar bersubsidi di SPBU tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan jika datang agak siang maka baru akan dapat solar keesokan harinya. Pada Senin kemarin Rahman sudah mengantre sejak jam 7 pagi, dan hingga jam 5 sore truknya belum juga terisi BBM karena antrean cukup lama.
“Saya dari jam pagi sudah antre solar. Awalnya kiloan meter dari SPBU, biasanya jam 5 sudah tutup, kalau datangnya jam 10 siang besoknya baru dapat solar, kadang bisa hari kedua baru dapat solar,” keluhnya. (moe/cal/kpnn/nha)