ERWAKILAN BKKBN Kaltim mengadakan kampanye percepatan penurunan stunting melalui Pertemuan Koordinasi dan Orientasi Peningkatan Kapasitas Pendampingan Ibu hamil dan Ibu Pasca Persalinan tingkat Provinsi Kalimantan Timur, di Samarinda, Selasa (21/3).
Kegiatan yang diikuti sebanyak 150 orang peserta yang hadir dan sebanyak 2.268 orang peserta secara online. Turut menghadirkan narasumber yakni perwakilan HIMPSI Kaltim tentang Pola Pengasuhan Pada Anak, POGI Kaltim tentang Kehamilan Sehat untuk Bayi Cerdas Bebas Stunting dan IDAI Kaltim tentang perawatan dan tumbuh kembang balita.
Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Sunarto mengatakan salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting adalah pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga berisiko stunting. Untuk mencapai target sasaran, yakni calon pengantin (catin)/calon Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil dan menyusui sampai dengan pasca salin, dan anak 0-59 bulan.
Disebutkan bahwa dalam pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting diperlukan kolaborasi di tingkat lapangan yang terdiri dari Bidan, Kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga serta Kader Keluarga Berencana untuk melaksanakan pendampingan keluarga berisiko stunting.
“Tim pendamping keluarga sebagai ujung tombak percepatan penurunan stunting. Mereka akan mengawal proses percepatan penurunan stunting dari hulu, terutama dalam pencegahan, mulai dari proses inkubasi hingga melakukan tindakan pencegahan lain dari faktor langsung penyebab stunting,” katanya.
Dijelaskan bahwa peran pendamping keluarga berisiko stunting dalam mengawal percepatan penurunan stunting sangat besar, maka diperlukan sumber daya pendampingan yang berkualitas. Pendamping keluarga dapat melakukan skrining awal kesehatan dan deteksi dini penyakit pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan, pendampingan pada kehamilan sehat, risiko stunting dan patologis, pendampingan janin teridentifikasi risiko stunting dan pendamping keluarga dapat memberikan informasi atau KIE kepada sasaran pendampingan mengenai KBPP, ASI Eksklusif, Imunisasi, Asupan Gizi ibu menyusui dan memastikan tidak ada komplikasi setelah persalinan.
Diharapkan dengan adanya pelaksanaan pendampingan dengan melibatkan seluruh Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari kader TP PKK, bidan dan kader KB dapat memberikan dampak signifikan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, balita dan fasilitasi bantuan sosial stunting bagi keluarga beresiko stunting.
“Diharapkan melalui Pertemuan Koordinasi dan Orientasi Peningkatan Kapasitas Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tim pendamping keluarga tersebut khususnya pendampingan pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan agar dapat melakukan skrining awal dan deteksi dini apabila keluarga sasaran tersebut memiliki risiko sehingga dapat terpantau,” paparnya. (adv/nch/beb)