FRAMBUSIA. Mungkin belum banyak masyarakat awam yang mengenal apa itu penyakit Frambusia. Penyakit Frambusia, Yaws, atau Patek disebut Frambusia adalah penyakit menular langsung antar manusia yang disebabkan oleh infeksi kronis bakteri Treponema Pertenue dan pada umumnya terlihat sebagai lesi pada kulit serta dapat menyebabkan cacat pada tulang. Frambusia adalah penyakit kulit , bakteri penyebabnya mirip dengan penyebab spiliis, satu golongan tapi beda tipe.
Tahapan jika terinfeksi ini muncul sekitar 2–4 minggu setelah penderita terpapar bakteri penyebab frambusia. Penderita akan mengalami ruam kulit serupa dengan stroberi. Ruam yang disebut mother yaw ini berwarna kuning dengan garis merah yang mengelilinginya. Ruam frambusia dapat timbul di area kulit penderita yang terpapar bakteri, umumnya di kaki. Ruam tersebut tidak terasa sakit, tetapi gatal.
Jika tidak ditangani, frambusia dapat menimbulkan beberapa komplikasi berupa kerusakan kulit, kesulitan bergerak, kelainan bentuk kaki, hidung, langit-langit mulut, dan rahang atas,infeksi bakteri sekunder, pembentukan jaringan parut.
Walaupun di Samarinda tiap bulan dilaporkan zero (0) kasus Frambusia, namun Dinas Kesehatan Kota Samarinda terus melakukan upaya kesehatan yang ditujukan untuk memutus mata rantai penularan serta menghilangkan angka kesakitan dan kecacatan.
Kasi P2P Dinas Kesehatan Samarinda, dr Dian Margi Utami menjelaskan, saat ini sedang dilakukan Eradikasi Frambusia yakni upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan Frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat secara nasional.
” Saat ini target program penanggulangan Frambusia adalah Eradikasi Frambusia pada tahun 2019. Untuk mewujudkan target program Penanggulangan Frambusia dilakukan upaya intensifikasi kegiatan penanggulangan Frambusia. Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan Frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat secara Nasional,” jelasnya.
Untuk langkahnya, Dinas Kesehatan Samarinda melakukan pedekatan ke puskesmas, sosialisasi ke dokter dan pemegang program untuk penanganan di puskesmas sebagai garda terdepan. Kita juga sosiaslisasi di posyandu. Setelahnya juga aka nada ke beberapa sekolah dan kelurahan.
“Minggu ini kita pembagian spanduk ke seluruh rumah sakit, dan puskesmas. Untuk sosialisasi dokter sudah kita lakukan juga mulai bulan ini. Untuk surveilans Frambusia kita melakukan pengamatan yang sistematis dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian Frambusia dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan Frambusia untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien. Kalau misalnya didapatkan kasus, segera melaporkan,” harapnya. (adv/lin/beb)