TENGGARONG. Penyidik Polsek Kembang Janggut terus berkutat. Menuntaskan berkas kasus dugaan pembunuhan. Menimpa bocah SD berinisial HAR alias Al (8), warga Desa Long Bleh Modang, Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara (Kukar). Selasa (28/3) kemarin, polisi menggelar rekonstruksi atau peragaan ulang. Sebanyak 29 adegan dimainkan Rom (28), sang ayah tiri selaku tersangka.
“Rekonstruksi digelar di Wisma Atlet, Tenggarong Seberang. Semua berlangsung lancar sampai selesai. Dari sini (peragaan ulang, Red) jelas tergambar bagaimana aksi tersangka (Ron, Red) menganiaya korban (Al, Red). Seperti membanting korban (diperankan sebuah boneka, Red) ke lantai rumah. Sampai 5 kali berturut-turut,” ujar Kapolres Kukar AKBP Hari Rosena melalui Kapolsek Kembang Janggut AKP Rihard Nixon Hernando Lumban Toruan kepada Sapos.
Kegiatan berlangsung pukul 09.10 sampai 11.00 Wita tersebut, juga dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kukar bersama penasihan hukum tersangka. Ada pula Tim Inafis Polres Kukar beberapa saksi. Selama reka ulang digelar, sejumlah petugas Satuan Samapta Polres Kukar terus melakukan pengawalan secara ketat.
“Semoga berita acara pemeriksaan kasus ini cepat kami rampungkan. Sehingga bisa dilimpahkan ke Kejaksaan,” kata Rihard –demikian akrab Kapolsek Kembang Janggut ini akrab disapa.
Sekadar informasi, Al ditemukan tidak bernyawa pada 28 September 2022 silam. Diduga akibat dianiaya Rom (28), tidak lain ayah tiri sang korban.
Rupanya sebelum mengebuskan napas terakhir, Al mendapatkan banyak tindak kekerasan fisik dari Rom. Itu sesuai pengakuan LH (40), tak lain ibu kandung Al, sekaligus istri Rom. Bahkan bocah itu sempat 5 kali dibanting ke lantai, ditendang, dipukul sapu lidi, diikat bersama ibunya. Al saat itu sempat pula diusir keluar rumah. Nah, keesokan harinya Al ditemukan sudah tidak bernyawa.
Tapi prihal sebab-musabab kematian korban tak langsung mencuat. Karena ibu korban tidak langsung melapor ke polisi. Alasannya takut dianiaya, seperti menimpa Al tersebut. Setelah beberapa bulan berlalu, rupanya keberanian LH sebagai ibu korban, akhirnya muncul. LH kemudian mengadu ke Polsek Kembang Janggut.
Tepatnya Selasa (7/2) lalu. Dalam laporannya LH menuturkan, sebelum naas menimpa Al, dia bertengkar mulut dengan Rom. Rupanya kemudian Rom melampiaskan kemarahannya kepada Al. Meskipun Al sudah tidur. Segera dibangunkan oleh pelaku. Dalam kondisi leher dicekik, Al ditanya oleh Rom. Katanya,”kamu pilih ikut ayah atau bunda?’ dan dijawab Al,”ikut bunda”.
Pertanyataan diulang Rom sampai 3 kali. Akhirnya Al menjawab “ikut ayah”. Namun jawaban Al tidak meredakan emosi bapak tirinya. Seketika Rom mengangkat tinggi-tinggi tubuh Al. Kemudian membanting ke lantai kamar tidur. Tentu saja terjadi benturan keras, meskipun di lantai ada selembar kasur tipis.
Apalagi korban dibanting sebanyak 5 kali. Sampai terkencing di celana. Mengetahui korban ngompol, Rom langsung menyuruhnya mandi. Ternyata Al cukup lama berada di kamar mandi. Itu membuat ayah tiri emosi lagi. Rom menyusul ke kamar mandi dan Al kembali dianiaya. Akibatnya seusai mandi, Al kesulitan mengenakan pakaiannya.
Nah lagi-lagi Rom bertindak kejam. Dia menendang keras tubuh Al hingga membentur dinding. Disusul pukulan sapu lidi mendera tubuh mungil korban. Al sempat mengaku kesakitan kepada ibunya. Sehingga dia terus merintih dan tak bisa tidur. Itu kembali menyulut kemarahan Rom. Sehingga ibu dan anak tersebut diikat dengan seutas tali.
Sementara ujung talinya dipegang pelaku. Tujuannya, supaya LH dan Al tidak kabur dan mengadu kepada orang lain. Tapi sejurus kemudian, LH mengaku hendak buang air kecil. Maka Rom membukakan ikatan tali. Hanya saja, setelah itu Rom malah mengusir Al. Supaya keluar dari rumah. Mau tidak mau korban menuruti perintah pelaku. Kembali pecah perang mulut antara LH dengan Rom. LH meminta Rom kembali memanggil Al.
Dari situ Rom memanggil Al supaya masuk rumah lagi. Tapi lagi-lagi sembari menuju ke rumah, Al disakiti bapak tirinya. Singkat cerita, Al dan ibunya kemudian tertidur. Nah pagi harinya, Rom membangunkan Al. Di situlah diketahui, Al sudah kehilangan nyawa. Selanjutnya Rom mengumpulkan sejumlah kerabat dan tetangga dekat. Disampaikan kabar duka itu.
Jenazah Al dimandikan lalu dimakamkan. Hari berganti hari sehingga bulan berganti bulan, penyebab kematian Al akibat dianiaya Rom, tidak lekang dari hati LH. Akhirnya dia berani buka suara dan melapor ke polisi. Meskipun sempat ketakutan bakal jadi sasaran anarkis suaminya, Rom.
Tapi Selasa (7/2) lalu, LH melapor ke Polsek Kembang Janggut. Begitu menerima laporan dari LH, polisi melakukan penyelidikan. Rupanya, Rom belakangan tahu istrinya mengadu ke polisi. Maka pria berperawakan sedang itu memilih kabur dari Desa Long Bleh Modang. Petugas Polsek Kembang Janggut kemudian memburu Rom sampai tertangkap di Kuaro, Kabupaten Paser.(idn/beb)