SAMARINDA KOTA. Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang banyak mengubah aturan kompetisi Liga 1. Mulai dari izin keramaian dari kepolisian yang tak lagi mudah didapatkan, hingga pembatasan penonton di stadion. Dari sisi teknis, perubahan yang paling dirasakan pemain adalah jam tanding.
Ya, PT Liga Indonesia Baru (LIB), tak lagi menggelar pertandingan terlalu malam. Sebelum tragedi bahkan saat tragedi pertandingan Arema FC kontra Persebaya, beberapa pertandingan diumainkan mulai pukul 22.00 Wita.
Namun kini pertandingan dimainkan lebih petang.
Terkecuali laga selama puasa Ramadan yang keseluruhannya dimainkan pukul 21.30 Wita. Perubahan jam tanding inilah yang diharapkan pelatih Borneo FC, Pieter Huistra tak membawa pengaruh besar pada pemainnya. Terlebih saat duel dengan Bali United (3/4) malam nanti.
“Pelatih kepala memang ingin membuat pemain bisa beradaptasi kondisi tubuhnya dengan jam pertandingan saat ini. Itu pula mengapa latihan dilakukan malam hari setelah salat Tarawih, untuk menyesuaikan dengan jam pertandingan,” ujar Akhyar Illyas, asisten pelatih Pesut Etam.
Dijelaskan Akhyar, semua pemain kini sudah berkumpul di Samarinda untuk menjalani latihan bersama, yang dimulakan sejak malam kemarin. Yang membuat tim pelatih senang adalah, pemain datang dengan kondisi sangat baik dan fresh.
“Seluruh pemain dalam kondisi bagus. Mereka punya motivasi tinggi selepas mendapat libur dan memanfaatkan waktu untuk bertemu dengan keluarga,” ujarnya lagi. Akhyar dan jajaran pelatih memang berharap, kondisi pemain kembali bugar setelah libur dan bertemu keluarga.
Sebab di pertandingan terdekat, mereka akan bertemu Bali United, tim yang jelas tak bisa dianggap enteng sekaligus pesaing di klasemen saat ini.
“Kami senang melihat kondisi pemain sekarang. Mudah-mudahan suasana ini positif bisa terus terjaga hingga jelang pertandingan lawan Bali United,” harapnya. (upi)