SAMARINDA KOTA. Budaya pamer harta dan kekayaan dari pejabat negara belakangan ini semakin mendapat sorotan dari masyarakat. Sebenarnya budaya pamer atau flexing ini dimulai dari para crazy rich yang hobi memamerkan hartanya di media sosial, mulai dari mobil mewah, koleksi tas mahal hingga aksesoris yang bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran.
Namun sangat miris jika budaya ini juga hinggap di kalangan pejabat negara hingga daerah. Padahal setiap tahunnya setiap pejabat wajib menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Hanya saja belakangan ini budaya flexing pejabat beserta keluarga kian mendapat stigma negatif dari masyarakat, hingga berdampak pada pencopotan jabatan.
Sedikitnya ada sepuluh pejabat telah kehilangan jabatannya akibat perilaku anak maupun istri yang hedon di media sosial. Hingga memasuki bulan Ramadan ini, Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan larangan berbuka puasa, dengan alasan untuk bergaya hidup sederhana dan mengalihkan anggaran itu membantu warga miskin. Aturan itu tegas disampaikan dalam surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 38/Seskab/DKK/03/2023 perihal arahan terkait penyelenggaraan buka puasa bersama.
“Arahan ini perlu saya sampaikan karena begitu banyaknya sorotan masyarakat terhadap kehidupan pejabat-pejabat kita,” ujar Jokowi, dilansir dari detiknews. Sementara itu di Kota Samarinda, budaya pamer di media sosial memang tidak seviral dan seramai seperti pejabat di Jakarta. Namun tak sedikit ada yang memiliki sejumlah barang luxury. Wali Kota Samarinda Andi Harun pun menanggapi hal ini dengan santai. Dalam kesehariannya, beberapa barang branded, memang kerap ia gunakan, mulai dari jam tangan, kaca mata hingga hand bag.
“Kalau ini (jam tangan) sudah lama saya punya belasan tahun, intinya kan dilarang hedon di media sosial,” ucapnya. Orang nomor satu di Samarinda ini memang sangat jarang tampil di media sosial pribadinya, sejak menjabat sebagai wali kota. Mengenai budaya flexing pejabat yang ramai disorot warga, Andi Harun mengaku untuk di Samarinda pejabatnya tidak demikian.
“Kalau pun ada paling KW, tapi kalau memang punya kemampuan, tidak menggunakan uang negara, silahkan memiliki tapi jangan pamer,” tegasnya. Namun ia tetap meminta agar para pejabat di lingkup Pemkot Samarinda, jika memiliki rezeki lebih agar tidak lupa bersedekah. Sehingga harta kekayaan yang dimiliki bisa lebih bermanfaat.
Begitu juga dengan Sekretaris Kota Samarinda Hero Mardanus Satyawan. Menurutnya edaran dari presiden untuk bergaya hidup sederhana sudah ia terapkan sejak lama. Ia sendiri mengingatkan agar para istri pejabat khususnya di lingkup Pemkot Samarinda, tak mengingikuti budaya flexing yang saat ini sedang tren disorot masyarakat. Meski ia mengakui ada memiliki barang branded namun menurutnya disesuaikan dengan fungsinya.
“Saya dan ibu (istri) itu biasa saja dari dulu, seperti yang terlihat. Diharapkan yang lain juga demikian,” pungkasnya. (hun/nha)