SUNGAI KELEDANG. Sebanyak 18 rumah warga di Perumahan Keledang Mas di Jalan Bung Tomo, RT 19 dan 20, Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang, mengalami kerusakan, Senin malam (22/5) lalu. Rumah yang mengalami kerusakan kategori sedang hingga parah. Terjadi di Blok BS sebanyak 9 rumah; Blok BW 4 rumah; Blok BR 5 rumah.
Lurah Sungai Keledang Rahmadi berkoordinasi dengan Camat Samarinda Seberang Aditya Koesprayogi serta Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Suwarso, untuk mengatasi hal ini. Selanjutnya tim turun ke lapangan, Selasa pagi (23/5).
Pejabat Fungsional Analis Kebencanaan BPBD Samarinda, Hamzah Umar menjelaskan, dari hasil pengamatannya di lokasi kejadian, peristiwa rusaknya belasan rumah warga itu bukan disebabkan tanah longsor.
“Tetapi akibat kondisi geologi lapisan bebatuan yang ada di kawasan tersebut,” kata Hamzah. Hamzah menjelaskan, di sisi timur perumahan itu terdapat gunung yang cukup tinggi dan banyak mengandung pepohonan, sehingga menjadi kawasan tangkapan air karena banyaknya vegetasi.
“Yang kami lihat dan ada dari rekan-rekan Perumdam Samarinda yang juga melakukan perbaikan pipa. Sudah empat kali dilakukan perbaikan akibat pipanya beberapa bergeser di bawah tanah karena adanya tekanan (pergeseran tanah),” jelas Hamzah.
Hamzah melanjutkan, tekanan itu menurut pengalamannya dan kondisi di lapangan lebih dikarenakan adanya lapisan batu lempung yang ada di bawah tanah serta lapisan kedap air yang tertekan akibat adanya tekanan air dari perbukitan.
“Dan warga pun membenarkannya, karena saluran drainase yang dulunya lebar kini mengalami penyempitan akibat bergeser tanahnya yang mulai mengalami retak-retak,” jelasnya lagi. Kondisi yang terjadi di lapangan itu pun menurut Hamzah, tidak terjadi di satu titik melainkan zonasi.
“Karena ada beberapa rumah yang lokasinya memang dibangun di atas zona batu lempung yang berada di daerah tersebut. Dan itu artinya tidak semua lokasi perumahan, hanya yang dilewati batu lempung atau sebaran batu lempung saja yang terdampak,” papar Hamzah. Hasil pengamatan tim BPBD itupun diterima oleh warga, yang mendapat pencerahan dari Hamzah dengan menjelaskan bahwa batu lempung memiliki sifat kembang susut yang tinggi.
“Kalau terkena air (batu lempung) mengembang dan jika terjadi panas menyusut,” bebernya. Lantas solusi penanganan dijelaskan Hamzah, yakni dengan mengembalikan fungsi saluran drainase yang telah hilang agar dapat mengendalikan air dari perbukitan sehingga tidak masuk ke dalam tanah dan mempengaruhi lapisan batu lempung.
“Dibuatkan drainase dari sisi bukit agar mengalir ke drainase perumahan. Kalau air itu mengalir liar pasti meresap ke tanah dan akan kembali terjadi hal serupa,” pungkasnya.(oke/nha)