Muhammad Taufany Muslihuddin melanjutkan tradisi bahwa Kaltim salah satu provinsi yang selalu menyumbakan pemain untuk tim nasional. Keberhasilan Taufany menggondol medali emas di SEA Games membuat namanya sejajar dengan legenda lainnya.
TAK selalu jadi pilihan utama di klub, sosok Muhammad Taufany Muslihuddin mengagetkan publik sepak bola tanah air, saat namanya masuk dalam line up timnas Indonesia untuk SEA Games Kamboja lalu. Berposisi sebagai gelandang, namanya juga masih kalah tenar dibanding rekan-rekannya di Garuda Muda, seperti Beckham Putra atau Marselino Ferdinan.
Namun, hal itu tak membuat pemuda kelahiran Tenggarong, 24 Maret 2002 itu kehilangan motivasi. Penampilan apiknya saat membela Borneo FC junior, membuat pemuda 21 tahun ini menarik perhatian Indra Sjafri, pelatih nasional di level kelompok umur. Tercatat ia pernah mengikuti seleksi timnas U-18 pada 2019 lalu. Sayangnya, saat itu nasib belum berpihak pada Taufany untuk mengawali debut membela Merah Putih.
Di level timnas SEA Games pun, Taufany masih kerap menjadi pilihan kedua. Namun, lagi-lagi kondisi itu tak membuat pemain bernomor punggung 15 itu kendor. Saat dipercaya oleh pelatih, ia selalu berusaha maksimal menjawabnya dengan kemampuan penuh.
Terbukti, Taufany menjadi sosok penentu yang mampu meloloskan Indonesia ke babak final dan akhirnya menghapus dahaga juara sejak 32 tahun lalu. Ya, golnya di injury time babak kedua di semifinal kontra Vietnam, akhirnya menjadi penentu keberhasilan Garuda Muda meraih emas SEA Games 2023 di Kamboja, yang baru saja usai beberapa hari lalu.
Keberhasilan Taufany ini membuktikan bahwa putra daerah tetap mampu bersaing. Ketekunan berlatih, semangat pantang menyerah dan selalu memberikan yang terbaik, menjadi kunci dalam menjawab tantangan. Pemain yang mengawali karier di akademi Borneo FC ini, bisa menjadi role model bagi pesepak bola muda Benua Etam lainnya, bahwa tak ada yang instan untuk sukses.
Sebagai wujud apresiasi, Rabu (24/5) kemarin, Presiden Borneo FC Nabil Husien Said Amin, mengundang Taufany dan keluarga besarnya untuk berkunjung ke kediamannya. Nabil layak merasa bangga dengan pencapaian pemain mudanya itu. Tak hanya berhasil mengharumkan nama negara, prestasi yang ditorehkan Taufany juga ikut mengangkat nama Borneo FC dan Kalimantan Timur.
“Ini adalah bentuk apresiasi kami, karena dia sudah berjuang untuk nama Borneo FC, Kaltim dan negara,” Nabil mengemukakan alasanya mengundang Taufany beserta keluarga ke rumahnya. Lebih jauh, Nabil berharap ini akan memacu pesepak bola muda Benua Etam, untuk tak pernah menyerah untuk terus berlatih. Selain itu, dengan apa yang telah diraihnya, Nabil berharap kian mengangkat semangat Taufany untuk memberikan yang terbaik bagi Pesut Etam. Di kesempatan ini, Taufany juga mendapatkan pesan-pesan dan wejangan dari pembina Borneo FC, Said Amin.
Selain Taufany, sejatinya ada dua pemain Borneo FC lainnya yang menjadi bagian sejarah emas SEA Games tahun ini. Mereka adalah Fajar Fathur Rahman dan Komang Teguh. Bersama penggawa Garuda Muda lainnya, ketiga Pemain Pesut Etam ini mampu menunjukkan perjuangan heroiknya dan membawa sepak bola Indonesia menjadi juara. Bahkan, Fajar menjadi salah satu topskor dalam ajang dua tahunan tersebut.
“Tentu kami juga sedikit memberikan apresiasi yang mudah-mudahan bisa semakin memotivasi mereka,” ucap Nabil saat disinggung apakah klub akan memberikan bonus tersendiri.
Selanjutnya, Nabil berharap para pemain muda Borneo lainnya, untuk bisa mencontoh jejak ketiganya. “Bahwa mereka kami bina di Borneo dan bisa berbuat bagi bangsa. Mudah-mudahan ini bisa memacu pemain muda lainnya di klub ini,” pungkas Nabil. (rz/nha)