SUNGAI KELEDANG. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda terus memantau kondisi tanah di Perumahan Keledang Mas yang memicu rusaknya 18 rumah warga. Pantauan itu dilakukan BPBD untuk mengantisipasi kondisi fatal yang disebabkan adanya kondisi pergeseran geologi lapisan bebatuan, yang dapat memperparah kerusakan. Dalam hal upaya pencegahan BPBD Samarinda telah menerbitkan advis yang dapat dijadikan acuan dalam penanganan.
“Kalau perbaikan memang harus segera dilakukan, karena banyak dinding rumah warga yang retak dan lantainya terangkat,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Samarinda, Suwarso, kemarin (24/5). Suwarso menjelaskan, dalam upaya pencegahan pengembang perumahan seharusnya dapat melakukan langkah-langkah antisipasi guna mengendalikan aliran air yang berpotensi menyebankan rongga pada lapisan tanah.
“Sebenarnya kewajiban pengembang untuk menyiapkan kolam retensi agar dapat mengarahkan air,” tandasnya. Pejabat Fungsional Analis Kebencanaan BPBD Samarinda, Hamzah Umar yang meneliti kondisi perubahan geologi lapisan tanah di Perumahan Keledang Mas belum dapat memastikan apakah peristiwa itu akan berdampak fatal.
“Kalau secara kondisi awal kami belum bisa menyatakan kejadian itu akan fatal, karena retakan itu akibat rayapan air di dalam lapisan batuan,” terang Hamzah. Namun lanjut Hamzah, jika kerusakan yang ditimbulkan akibat pergeseran tanah tersebut tidak langsung diperbaiki bisa saja akan berakibat fatal.
“Kondisinya tidak langsung longsor seperti rumah ambrol, tetapi hanya rayapan-rayapan yang berakibat retakan. Ketika hujan tidak langsung bergeser, tapi butuh waktu dua sampai tiga hari,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 18 rumah warga di Perumahan Keledang Mas di Jalan Bung Tomo, RT 19 dan 20, Kelurahan Sungai Keledang dilaporkan mengalami kerusakan, Senin malam (22/5) lalu.
Rumah warga yang mengalami kerusakan kategori sedang hingga parah itu terjadi di Blok BS sebanyak 9 rumah, Blok BW 4 rumah, dan Blok BR 5 rumah. Kondisi itupun menurut penelitian BPBD Samarinda terjadi karena adanya pergeseran lapisan batu lempung yang ada di bawah tanah serta lapisan kedap air yang tertekan akibat adanya tekanan air dari perbukitan. (oke/nha)