SUNGAI KELEDANG. Wali Kota Samarinda Andi Harun memberi perhatian serius dalam penanganan persitiwa pergeseran tanah yang berdampak rusaknya belasan rumah warga di Perumahan Keledang Mas, Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang.
Untuk menjamin keselamatan dan ketenangan warga yang rumahnya terdampak, Pemkot Samarinda menyiapkan anggaran sekitar Rp 114 juta untuk warga yang nantinya akan direlokasi sementara ke tempat yang lebih aman. Keputusan itu diperoleh setelah Andi Harin memimpin rapat lanjutan penanganan masalah tersebut bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, Jumat (9/6) lalu.
Dalam rapat tersebut, BPBD Samarinda melaporkan hasil kajian yang telah dilakukan tim geologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), termasuk hasil rapat koordinasi pada Senin (5/6) lalu. Andi Harun kembali menegaskan dari hasil penelitian yang disampaikan terdapat 19 rumah terdampak longsor akibat pergeseran tanah, yang mana 5 diantaranya rusak parah.
“Luas lahan terdampak mencapai satu hektare. Artinya kawasan itu berpotensi longsor lagi. Dan 19 rumah itu diusulkan untuk relokasi menyewa di luar, karena perbukitan berpotensi bergerak terus. Imbas batu pasir dan batu lempung yang potensi rawan longsor dengan masuk kategori sangat curam hingga 70 persen,” jelasnya kepada awak media. Adapun yang direkomendasi tim geologi UMKT agar gunung dipotong hingga kecuraman 14 persen, tidak bisa dilakukan pemkot mengingat lahan tersebut milik pengembang perumahan.
“Hasil riset juga sudah disampaikan ke pengembang pada rapat Senin lalu, dan pengembang menyatakan akan menindaklanjuti dengan uji tanah. Saya harap pengembang mempertimbangkan kegiatan uji tanah karena kawasan tersebut masih banyak permukiman,” paparnya. Orang nomor satu di Samarinda itu menekankan yang paling utama dalam penanganan masalah tersebut adalah menjaga keselamatan warga, baik yang terdampak maupun berpotensi terdampak.
“Jika pemkot tidak tegas dalam mengambil keputusan, bisa saja terjadi bencana yang lebih besar. Kami harap pengembang tidak hanya memperhitungkan dari sisi bisnis, namun keselamatan warga di atas segalanya,” pintanya. Ditambahkan Andi Harun, upaya dalam jangka pendek pihaknya akan menempuh langkah mengurangi dampak longsor dengan merelokasi warga dan membayar sewa lima bulan untuk 19 Kepala Keluarga (KK).
“Asumsinya satu rumah sewa per bulan lebih dari Rp 1 juta yang bersumber dari dana pemkot. Selanjutnya nanti akan minta pertanggungjawaban pengembang, namun pemkot siap saja membantu warga,” pungkasnya. (oke/nha)