IKN. Peringatan Hari Malaria Sedunia 2023 yang tahun ini digelar di Ibukota Negara (IKN), Kamis (15/6) diharapkan menjadi semangat baru untuk mewujudkan Indonesia Bebas Malaria tahun 2030.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu menyebut, RPJMN tahun 2020-2024 menetapkan target 405 kabupaten/kota bebas malaria tahun 2024. Sampai April tahun 2023, ada 5 provinsi dan 381 kabupaten/kota yang telah mendapatkan Sertifikat Bebas Malaria dan tahun 2023 sebanyak 385 kabupaten/kota ditargetkan mencapai Bebas Malaria.
“Tema Global Hari Malaria Sedunia adalah “Time to L deliver zero malaria: Invest, Innovate, Implement”, N dan Tema Nasiona kita adalah “Dengan Investasi, $ Inovasi dan Implementasi Kita Capal Indonesia Bebas Malaria. Tema Ini sejalan dengan semangat kita dalam berjuang mengupayakan penanggulangan malaria dengan adanya Investasi kesehatan dan inovasi yang memacu kreatifitas lokal dan menerapkan implementasi secara tepat dan optimal. Harus ada kerja keras untuk mencapainya di 2030,” tegas Maxi.
Dilanjutkannya, upaya untuk penanggulangan malaria yang terus dilakukan terutama bagi daerah yang sudah mencapai eliminasi, bisa tetap melakukan upaya pemeliharaan walaupun malaria bukan lagi menjadi penyakit prioritas di wilayahnya tersebut.
“Tahun ini merupakan tahun yang luar biasa dalam upaya pencapaian eliminasi malaria, dimana keberhasilan dari Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat Daya menunjukkan bahwa regional Papua mampu untuk mencapai situasi bebas malaria. Serta tahun ini juga bagi 5 provinsi yang menunjukkan keberhasilannya mencapai eliminasi malaria tingkat provinsi. Sehingga pada tahun ini 5 provinsi dan 30 kabupaten/kota di 16 provinsi berhak mendapatkan sertifikat eliminasi,” terangnya.
Kegiatan yang semestinya dihadiri oleh Menteri Kesehatan ini, berlangsung sangat meriah dan berwarna. Karena kepala daerah kabupaten/kota yang hadir menggunakan pakaian adat masing-masing. Dimulai pukul 10.00 Wita, dibuka dengan tarian daerah. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Jaya Mualimin menyebut, malaria ini merupakan penyakit menular yang merenggut banyak nyawa, jutaan diseluruh dunia. Karena itu momen bersejarah ini harus dijadikan tonggak baru untuk melawan malaria secara nasional.
“Pengobatan, pencegahan dan pemantauan harus digerakkan. Kementerian Kesehatan yang begitu mendukung untuk fokus pada upaya ini. Termasuk untuk Kaltim indeks dibawah 5, dan antisipasi untuk pekerja IKN dilakukan skrining. Karena sejauh ini jika pun ada yang terkena, itu membawa dari luar, makanya harus di skrining,” jelas dr Jaya seraya menyebut pelaksanaan acara puncak ini melibatkan sekitar 400 orang peserta yang terdiri dari Gubernur Kaltim, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. 30 bupati/walikota penerima sertifikat eliminasi.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Hamdan, Staf Ahli Bidang Politik dan Globalisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari, Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin serta unsur Pimpinan Forkompimda Kaltim. (adv/lin/beb)