SAMARINDA KOTA. Pengentasan kemiskinan ekstrem hingga nol persen menjadi salah satu target Pemkot Samarinda di tahun depan. Berdasarkan data tahun lalu, jumlah warga miskin ekstrem di kota ini sebanyak 9.032 orang, namun tahun ini jumlah menurun drastis hingga menjadi 6.973 orang.
Diketahui, upaya percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem dilakukan secara keroyokokan oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Samarinda. Sedangkan leading sektornya adalah Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Samarinda.
Tahun ini memang mereka sedang berupaya untuk melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinann ekstrem. Sebab data sebelumnya yang mencapai 9.032 orang itu berdasarkan pendataan dari program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE), yang merupakan program dari Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Mengenai penurunan data kemiskinan ekstrem tahun ini, Kepala Dinsos Samarinda Isfihani mengaku hal itu lantaran sudah diverifikasi oleh timnya di lapangan.
“Makanya hasilnya turun sampai 6.973, itu sudah setelah kami data kembali,” ujarnya. Penurunan angka warga miskin ekstrem itu terjadi lantaran ada beberapa data warga yang sudah pindah hingga dinyatakan meninggal dunia. Tak heran angkanya bisa menurun drastis.
“Makanya tahun ini kami lakukan verifikasi dan validasi kembali, karena banyak data yang tidak jelas,” jelasnya. Selebihnya dirinya mengatakan saat ini ada tiga kecamatan yang disorot memiliki kantong kemiskinan paling banyak di Samarinda. Diantaranya Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda Ilir dan Samarinda Seberang.
Di tahun sebelumnya jumlah warga miskin ekstrem di Samarinda Utara mencapai 1.503 orang, Samarinda Ilir 1.276 orang dan Samarinda Seberang 1430 orang.
“Upaya percepatan penurunan sudah dilakukan, tidak hanya di Dinsos tapi juga di OPD lain,” bebernya. Adapun salah satu program terbaru tahun ini adalah gerakan orangtua asuh, sehingga hal ini diharapkan bisa membantu anak-anak untuk memenuhi pendidikan dan gizinya agar tidak stunting. Lalu pembangunan rumah serta beberapa kegiatan lainnya masuk dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya).
“Termasuk kegiatan pelatihan untuk meningkatkan skill juga dilakukan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan ekstrem,” pungkasnya. (hun/nha)