SAMARINDA ILIR. Pembangunan terowongan yang akan menelan anggaran hingga Rp 395 miliar, kini mulai dikerjakan secara bertahap. Pemandangan alat berat yang mulai beraktivitas dari pagi hingga sore, bisa disaksikan langsung oleh masyarakat yang melintas di Jalan Sultan Alimuddin, Sambutan.
Meski pembebasan lahan di segmen tersebut masih menyisakan satu lahan yang kini tengah dibawa ke konsinyasi atau dititipkan pembayarannya lewat pengadilan, namun Pemkot Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda tetap melanjutkan pembebasan lahan dari Jalan Kakap, Kelurahan Sungai Dama.
Sebab pembangunan terowongan yang dikebut menggunakan skema Multi Years Contract (MYC), nantinya akan tembuskan ke jalan tersebut. Saat ini warga Jalan Kakap diminta untuk mempersiapkan data-data legalitas dari lahan yang mereka miliki.
Lurah Sungai Dama La Miri mengatakan bahwa sebagian besar warga di Jalan Kakap telah didata dan masuk dalam pembebasan lahan dari segmen satu bersama warga di Jalan Sultan Alimuddin. Sedangkan dalam waktu dekat ini tersisa tiga RT lagi yang harus dibebaskan, diantaranya RT 07, RT 19 dan RT 32. “Ya hari Sabtu, sudah ada penilaian dan pengukuran lahan,” ujarnya.
Dirinya mengatakan dari warga yang akan terkena dampak pembangunan terowongan, khususnya di Jalan Kakap dipastikan akan mendapat pergantian yang sesuai. Namun memang yang memiliki sertifikat maupun ahli waris dan kuasa waris.
“Karena memang di sini warganya adanya punya lahan sendiri ada juga yang masih mengontrak jadi itu tidak dihitung,” terangnya. Tak kurang ada 60 rumah yang nantinya akan dibebaskan oleh Pemkot Samarinda. Sehingga saat ini dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) tengah bekerja untuk melakukan pengukuran lahan.
Sebelum Koordinator Lapangan Eni Agus Indriani, dari Dinas PUPR Samarinda bidang pertanahan bersama pihak Kelurahan Sungai Dama, baru saja melakukan verifikasi kembali, dengan menempelkan stiker di muka rumah warga yang terdampak.
“Karena dari DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah) ada yang berbeda, sehingga kami turunkan tim lagi untuk verifikasi kembali di lapangan,” ujar Eni. Sehingga pihaknya tengah berupaya menyelesaikan verifikasi di lapangan, untuk menyiapkan data pengukuran lahan tersebut.
“Memang ada warga yang sempat kebingungan karena pendataannya dilakukan berkali-kali tapi kami sampaikan ini insha Allah yang terakhir, karena Sabtu sudah pengukuran lahan,” pungkasnya. (hun/nha)