SIMPANG PASIR. Pernyataan konsultan pelaksana proyek peningkatan jalan jalur Simpang Pasir, mengenai tidak seluruhnya titik jalan dipasang Lean Concrete (LC) sebagai lantai dasar cor utama, memicu keraguan warga terkait dengan ketahanan badan jalan.
Selain itu warga juga mempertanyakan alasan dipasangnya kawat di lapisan bawah cor. Bukan di tengah seperti halnya pekerjaan kontruksi jalan pada umumnya, yang mana kawat tersebut dirakit sebagai rangka untuk memperkuat cor beton.
“Wajar kalau kami meragukan. Persoalannya ini menggunakan anggaran yang bagi kami tidak sedikit,” tutur Suharno, warga RT 15, Kelurahan Simpang Pasir. Menurutnya, lapisan awal yang biasanya setebal 10 sentimeter dan rangka kawat yang menggunakan besi baja ukuran tertentu itu, bisa mencegah terjadinya ambles dan patahan.
“Saya baca peryataan konsultannya itu terkesan menyamakan jalan Simpang Pasir ini dengan jalan tol. Kalau jalan tol itu kan jelas jarang dilalui kendaraan besar dan berat. Dan tanah untuk jalannya pun sudah melalui tahapan pengujian,” paparnya.
“Berbeda kalau di jalan ini (Simpang Pasir). Jalan ini sebelum dan sesudah dicor memang perlintasannya. Jadi 24 jam setiap hari pasti ada yang lewat (truk besar dan berat),” tambahnya. Meski begitu Suharno mengakui jalan Simpang Pasir memang perlu perbaikan, karena banyak yang sudah retak bahkan berlubang.
“Dulu sudah beberapa kali dilapis dengan aspal, tapi ya tifak lama terkelupas. Apalagi di wilayah RT 16 Itu. Jadi kita lihat saja nanti sejauh mana ketahanan titik jalan yang direhab itu. Saya sebut direhab, karena tidak semua (sepanjang jalan) dikerjakan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kegiatan peningkatan kelas jalan di wilayah Kelurahan Simpang Pasir tengah menjadi sorotan warga, karena diduga dikerjakan asal-asalan. Dugaan itu terlihat dari pekerjaan yang hanya dilakukan di titik-titik tertentu atau tidak secara keseluruhan dan teknis pekerjaan yang terlihat berbeda dengan kegiatan pengecoran jalan pada umumnya.
Namun proyek yang menyerap APBD 2023 Samarinda sebesar Rp 4,8 miliar itu dinyatakan Wiyanto, selaku konsultan pelaksana kegiatan yakni CV Muhammad Rifki Sugiarto sudah sesuai dengan kontrak kerja. Meski begitu Wiyanto mengakui dana tersebut terbatas sehingga pihaknya memaksimalkan dana yang ada agar bisa tercover sepanjang mungkin.
Hal itu dilakukan dengan mengutamakan perbaikan di titik jalan yang mengalami kerusakan parah. Wiyanto yang ditemui Selasa (25/7) lalu di area proyek juga menyebutkan, pemasangan LC tetap dilakukan namun hanya berada di jalur jalan yang terdapat overlay. Selain itu Wiyanto mengatakan, terkait dengan kawat besi pihaknya juga memasangnya di titik-titik tertentu.
“Kawat besi itu diposisikan di dasar. Karena secara ilmu struktur, ketika mendapatkan beban di atas dan beban terberat itu menjadi di bawah maka kita posisikan besinya di dasar. Jadi ini diharapkan mampu menahan beban,” pungkasnya. (oke/nha)