LEMPAKE. Hujan yang kian jarang turun belakangan ini mengakibatkan Tinggi Muka Air (TMA) Bendungan Benanga, Lempake, Samarinda Utara, semakin menyusut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya sudah mewanti-wanti musim kemarau kering di tahun 2023 ini.
Dari pantauan Sapos, Selasa kemarin (1/8) sore, bendungan yang dulunya seluas 380 hektare dan sekarang hanya tinggal 20 hektare ini, kondisinya makin parah. Bagian dasar waduk sudah terlihat. Sehingga bisa dibilang sumber air yang diharapkan dapat mengisi kebutuhan warga Kelurahan Lempake dan sekitarnya ini telah mengalami fase kritis. Apalagi sebelumnya, daya tampung waduk juga berkurang lantaran sedimentasi.
Sementara itu, kondisi waduk yang kian surut dimanfaatkan segelintir warga setempat untuk mandi. Sebagian lagi menangkap ikan di sejumlah kubangan air yang masih ada. Rahmat (38), warga sekitar mengatakan, dasar waduk sudah terlihat sejak sepekan lalu. Sejak saat itu pula banyak warga memanfaatkannya untuk menangkap ikan bahkan mandi di aliran waduk yang mengering.
“Kalau kondisi air sedang melimpah, jelas tidak berani. Ini sangat surut. Sehingga aman untuk mandi,” ujar Rahmat. Syahrir, Koordinator Pengelola Pintu Air Benanga mengatakan, TMA Bendungan Benanga berada di titik nol atau berada di bawah normal. Tidak ada limpasan air.
Kondisi air waduk yang menyusut sudah mulai dirasakan sepekan terakhir. Air waduk sendiri selain dimanfaatkan untuk sektor pengairan pertanian juga dimanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana. Meskipun mengalami penyusutan dan air dirasa kurang, pihak bendungan tetap memprioritaskan sektor pertanian yang ada di sepanjang aliran bendungan benanga untuk mendapatkan air yang ada.
“Kami tengah mengupayakan untuk menaikkan TMA waduk Benanga. Mudahan ini bisa menambah debit air yang ada. Paling tidak naik 5 sentimeter per hari,” jelas Syahrir. Dilanjutkan Syahrir, untuk mempertahankan debit air, pihaknya menutup pintu pembuangan. Syahrir berharap limpasan air dari bagian hulu tetap berlangsung agar debit air bendungan bertambah.
“Air bendungan ini sangat dibutuhkan warga untuk kebutuhan sehari-hari dan pengairan pada lahan pertanian. Mudahan hujan segera turun,” tukasnya. Sebelumnya, menurut data BMKG pada kemarau akan terjadi hingga September dan baru akan menurun di penghujung Oktober. Meski begitu di wilayah Samarinda akan ada hujan namun dengan intensitas kecil. (kis/nha)