SAMARINDA KOTA. Bermaterikan atlet-atlet baru, karate Kaltim terus berupaya meningkatkan jam terbang dan pengalaman bertanding atlet-atletnya. Selama Juli kemarin, Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kaltim, telah melaksanakan program try out dengang mengikuti dua kejuaraan sekaligus.
Setelah meraih runner up dalam kejuaraan di Bandung, Jawa Barat, 13-15 Juli lalu, karateka-karateka Benua Etam ini langsung melanjutkan program training camp di Jawa Timur (Jatim). Di kesempatan itu, mereka berkesempatan melakukan latihan bersama tim pra PON Jatim. Untuk selanjutnya turut ambil bagian di Kejuaraan Karate Pangdam V/Brawijaya Open Tournament, 28-30 Juli.
“Pada dasarnya, ajang ini kami manfaatkan untuk mengevaluasi dan mengukur kemampuan, jadi kami tak terlalu memaksa. Karena setelah di Bandung kemarin, waktunya terlalu dekat. Jadi lebih menjaga kondisi dan evaluasi,” ucap pelatih karate Kaltim, Jalu Sharin Meliala. Secara hasil, Jalu mengaku belum memuaskan. Ada beberapa hal yang masih harus dibenahi, dan diharap ada cukup waktu untuk perbaikan sebelum berlaga di babak kualifikasi PON yang akan dimainkan pada 25-27 Agustus nanti.
“Tapi dari sisi fisik tak ada yang mengkhawatirkan. Untuk taktik dan strategi sudah berjalan cukup baik, tapi ada beberapa yang minim jam terbang, masih terlihat kurang yakin. Di sinilah pentingnya mereka melatih mental,” papar Jalu.
Disinggung kemungkinan kekuatan Kaltim terbaca lawan, akibat mengikuti dua kejuaraan terbuka ini, Jalu menampik hal tersebut. Bela diri disebutnya merupakan cabor yang dinamis dan situasional. Di mana taktik dan strategi di atas matras, bergantung pada tipe lawan. Bagaimana memperbaiki defense ketika bertemu lawan yang agresif dan seperti apa membongkar pertahanan ketika lawan justru bermain defensif.
“Kalau tak ada uji coba, bagaimana kami bisa mengukurnya? Terlebih materi yang ada saat ini adalah atlet-atlet baru,” jelas Jalu. Terkait hasil yang diraih di Kejuaraan Pangdam V/Brawijaya, Kaltim berhasil menyabet dua emas dari Gordolindo di kelas 67 kg dan M Rogies di kelas 84 kg. Hasil lainnya adalah 5 perak dan 5 perunggu. Secara keseluruhan ada 12 medali yang berhasil didapat karateka-karateka Benua Etam ini.
“Setelah ini kami masih akan melanjutkan program TC. Harapannya, ini nanti bisa dibantu oleh KONI untuk memfasilitasinya, karena selama ini program yang kami jalankan semua di-handle oleh ketua pengprov,” harap Jalu memungkasi. (rz/upi)