SAMARINDA KOTA. Pengamanan lalu lintas Jembatan Achmad Amins atau Mahkota II terus menjadi perhatian. Setelah viralnya seorang sopir truk menerobos masuk meski telah dilarang, membuat Pemkot Samarinda tak bisa tinggal diam.
Terbukti sejak dua hari lalu sudah ada portal berbahan H Beam atau tiang dari baja berukuran 20×20 terpasang dari sisi Palaran maupun Sambutan. Namun ketinggiannya justru dianggap menyulitkan, terutama untuk kendaraan yang bersifat darurat seperti mobil pemadam maupun ambulans.
Sebelumnya Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Jalan (LLJ) Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda Didi Zulyani mengakui pihaknya sengaja melibatkan para relawan untuk uji coba memasuki Mahkota II. Hasilnya memang tersangkut lantaran tinggi portal hanya 2,1 meter.
“Pemasangan portal ini memang usulan dishub karena acap kali banyak yang ngotot melintas, dengan kondisi dimensi besar,” ujarnya. Lantara sulit dikendalikan, sehingga dishub pun mengusulkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda untuk memasang portal. Diakuinya pemasangan portal ini pun menimbulkan permasalahan, khususnya bagi kendaraan yang bersifat emergency.
“Ini sebenarnya simalakama, sebelum portal dipasang, kami pasangi barrier tapi mobil kecil tidak bisa masuk, dilebarin mobil besar pun lolos,” beber Didi. Lantaran sudah ada pemasangan portal, dari pihaknya pun mengusulkan agar portal tersebut sistemnya buka tutup. Sehingga nantinya akan ada personel yang disiapkan untuk berjaga.
“Itu yang kami usulkan, jika memungkinkan itu akan kami lakukan saat pengawasan,” terangnya. Analis Kebijakan Ahli Muda, Sub Kebijakan Penguji Kendaraan Bermotor Dishub Samarinda Marlian Rizal mengakui bahwa ukuran portal yang ideal sebenarnya harus mencapai 2,50 meter. Hal ini masih memungkinkan untuk kendaraan yang darurat berjenis Heice untuk melintasi Mahkota II.
“Ketinggian segitu, ambulans masih bisa lewat, kalau terlalu tinggi, kami khawatir karena kita kan mau membatasi mobil besar agar tidak melintas di sini,” ungkapnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda bersama Relawan Kota Samarinda telah melakukan pengukuran portal yang dipasang di Jembatan Ahmad Amin, (Mahkota 2) segmen Sungai Kapih, Sambutan.
Hasilnya, belasan ambulans tidak dapat melintas lantaran tersangkut portal di bagian atap dan lampu rotari. Lantaran belum ditinggikan, tak hanya mobil ambulans sejumlah kendaraan pribadi maupun pikap box juga ikut tersangkut di portal setinggi 2,1 meter tersebut. Hal ini membuat seluruh kendaraan putar arah urung melanjutkan perjalanan.
“Terlalu rendah portalnya. Padahal ini hanya unit pikap box membawa barang. Harusnya lebih tinggi sedikit agar pengantaran barang bisa lancar dan cepat,” ungkap Setiaji (38) sopir pikap box. Sopir minibus, Dani (32) mengaku heran dengan portal yang terpasang. Dirinya melihat portal sangat rendah. Bukannya aman justru membahayakan terutama pada malam hari atau pengendara yang tidak menyadari adanya portal di jembatan AA tersebut.
“Tidak seperti itu juga. Harusnya lebih tinggi lagi. Membatasi tidak harus menghalangi kendaraan melintas,” keluh Dani. Kepala Dishub Samarinda Hotmarulitua Manalu melalui Analis Kebijakan Ahli Muda, Sub Kebijakan Penguji Kendaraan Bermotor, Marlian Rizal menerangkan dalam melakukan pengukuran pihaknya juga melibatkan beberapa relawan Info Taruna Samarinda (ITS).
“Perintah Pak Kadis untuk mendampingi teman-teman relawan karena dapat informasi di grup bahwa ada keluhan untuk mencoba berapa sih batasnya ambulans yang ada di Kota Samarinda,” kata Rizal Rizal mengaku pihaknya hanya melakukan pengukuran, sementara untuk proses pengerjaan terkait portal ini akan masuk di Dinas PUPR Samarinda.
Diketahui memang pemasangan ini juga karena adanya kasus yang serupa sehingga meskipun adanya barier dianggap tidak efektif karena bisa digeser.
“Bukan hanya kasus kemarin aja sebenarnya, tapi memang sebelum-sebelumnya sudah ada. Bahkan dalam kurun waktu setengah tahun terakhir kita dilema dengan penjagaan,” terangnya. Dirinya juga berharap dari Dinas PUPR Samarinda bisa segera melakukan perbaikan meskipun di luar standar yang diberikan oleh instansinya.
Ia juga menjelaskan pemasangan portal ini bukan hal baru karena sebelum-sebelumnya juga pernah dicoba. Namun, juga sering ditabrak, sehingga dari Dishub Samarinda meningkatkan kekuatan dari portal yang dipasang. Saat ini yang baru diukur hanya ambulans.
Kepala Dinas PUPR Samarinda Desi Damayanti melalui Staf Teknis Bina Marga Rezky Samudra Aprilyan menjelaskan pihaknya selalu siap sedia dalam perbaikan portal setelah pengukuran.
“Kami sebenarnya siap saja dalam artian selama yang memberi rekomendasi Dishub memang ditinggikan. Kami tinggal menunggu hasil keputusan dari teman-teman Dishub saja berapa tingginya,” tegasnya.
Rezky jug menyampaikan, Dinas PUPR akan menyesuaikan dengan hasil uji coba yang dilakukan oleh Dishub Samarinda. Sebab, dari PUPR memiliki standar 2,1 meter untuk ketinggian portal. Namun, ukuran itu di luar kendaraan kecil yang dimodifikasi.
“Tadi kalau tidak salah rata-rata baknya sangkut, kalau anggaran perawatan jembatan mencapai Rp 3 miliar. Tapi itu keseluruhan kalau rinciannya belum pegang data,” imbuhnya. Rezky menekankan apabila rekomendasi dari Dishub Samarinda sudah keluar maka akan dilaksanakan perbaikan saat itu juga. (hun/kis/beb)