SAMARINDA KOTA. Memasuki musim kemarau membuat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) rutin terjadi. Termasuk di Samarinda. Walau tidak memiliki hutan, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda telah memetakan beberapa kawasan yang rawan terjadi kebakaran lahan.
Pasalnya sejak kemarau, membuat beberapa sumber air kian mengering. Sehingga risiko kebakaran lahan juga patut diwaspadai oleh masyarakat. Kepala BPBD Samarinda Suwarso mengungkapkan sedikitnya ada lima kecamatan yang rawan terjadi risiko kebaran lahan, diantaranya Kecamatan Sungai Kunjang, tepatnya di Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Palaran di dua kelurahan yaitu Handil Bakti dan Simpang Pasir, lalu ada juga Kecamatan Samarinda Utara, Sambutan dan Loa Janan Ilir.
“Kami berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya seperti tahun lalu, bisa sampai menimbulkan korban jiwa,” ujar Suwarso. Terlebih Kota Samarinda juga dikelilingi oleh lahan eks tambang yang belum tereklamasi dengan baik. Sehingga hal ini sangat berpotensi terjadi kebakaran lahan, lantaran beberapa zat-zat logam mineral yang mudah terbakar.
“Termasuk di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) juga sangat rawan terjadi kebakaran lahan seperti pengalaman tahun lalu,” jelasnya. Atas hal tersebut pihaknya juga meminta kepada masyarakat yang tinggal di kawasan rawan kebakaran lahan untuk siaga dan tidak melakukan aktivitas yang menyebabkan lahan terbakar. Sebab saat ini pihaknya juga masih sangat terbatas menggunakan akses yang bisa memadamkan kebakaran lahan.
“Makanya kami juga bekerja sama dengan damkar (pemadam kebakaran), karena kami sendiri juga terbatas dalam mencari sumber air yang jauh,” tuturnya. Untuk saat ini pihaknya sudah menyiagan empat regu untuk siaga jika terjadi kebakaran lahan. Di samping itu, Suwarso juga mengaku tengah merutinkan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap waspada di musim kemarau ini.
“Karena berdasarkan prediksi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) kemarau masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang,” pungkasnya. (hun/beb)