SAMARINDA KOTA. Keyakinan Persatuan Soft Tenis Indonesia (Pesti) Kaltim di nomor beregu putra akhirnya menjadi kenyataan. Tampil dalam babak kualifikasi PON di Jakarta, Kaltim berhasil keluar sebagai juara di nomor andalannya tersebut.
Perjuangan tim putra, diawali saat keluar sebagai runner up dalam fase kualifikasi grup. Tergabung bersama Sumatera Barat (Sumbar) dan Jawa Barat (Jabar), Kaltim menuai hasil sekali menang dan sekali kalah, dengan skor identik 2-1.
“Di penyisihan grup, kami menang 2-1 atas Sumbar dan kalah 1-2 dari Jabar,” tutur pelatih kepala soft tenis Kaltim, Noor Asnan. Hasil itu membuat Kaltim mengamankan satu tiket ke babak 8 besar. Di fase yang menggunakan sistem gugur itu, Kaltim bersua tim kuat DKI Jakarta yang tampil sebagai juara di grupnya, dengan skor telak 2-0.
Kemenangan itu, mengantarkan Benua Etam untuk tampil di semifinal bertemu dengan Jogjakarta. Lagi-lagi Kaltim mampu unggul mutlak 2-0. Di babak final, Kaltim kembali bertemu dengan Jabar. Entah sebuah keberuntungan atau bukan, Kaltim ditetapkan sebagai juara, usain dinyatakan menang tanpa harus melewati pertandingan dan berhak atas medali emas babak kualifikasi.
“Jadi ceritanya, saat di final, 3 pemain Jabar yang ada di pelatnas mau main di luar negeri. Karena Jabar hanya ingin memainkan beberapa orang saja yang tak sesuai dengan kesepakatan saat di Technical Meeting (TM), kami mengajukan protes dan diterima, dan Kami ditetapkan sebagai juara,” papar Asnan menceritakan kronologisnya.
Keluar sebagai juara di nomor beregu, secara otomatis tim putra Kaltim berhak tampil di semua nomor lomba pada saat PON XXI nanti berlangsung.
“Iya, otomatis kami tak perlu lagi mengikuti kualifikasi untuk nomor perorangan,” jelas Asnan. Sementara, kondisi tim putri, disebut Asnan masih tengah diupayakan. Saat ini, tim putri tengah berjuang di babak 8 besar. Namun, diakuinya kondisi tim masih sangat kekurangan. Apalagi, semua atlet tengah mengalami flu dan membuat kondisi mereka kurang bugar.
“Tapi tetap kami upayakan bisa tampil maksimal. Ya, setidaknya bisa ada di posisi ke-5 sebagai syarat lolos kalau tak masuk zona medali. Kalau pun tak maksimal, masih ada kesempatan di nomor perorangan,” tutup Asnan. (rz)