SAMARINDA KOTA. Rencana pembangunan ulang Pasar Pagi yang bakal berjalan tahun kini menimbulkan pro-kontrak dari pedagang. Bangunan pasar tradisional yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1960-an silam itu memang belum pernah direnovasi. Sehingga secara usia teknis, memang memerlukan perbaikan, untuk menjamin keamanan aktivitas masyarakat.
Hanya saja sampai saat ini Pemkot Samarinda belum memutuskan beberapa tempat yang menjadi tujuan relokasi sementara para pedagangnya. Padahal di APBD Perubahan ini melalui Dinas Perdagangan (Disdag) telah berancang-ancang untuk membuat detail engineering design (DED) atau dokumen perencanannya. Namun selama pengerjaan fisik berjalan tahun depan, sudah semestinya ada jaminan darii pemerintah, agar para pedagang tersebut mendapatkan kepastian tempat sementara.
Wali Kota Samarinda Andi Harun sebelumnya mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah melirik beberapa tempat, diantaranya Mal Mesra Indah Jalan KH Khalid dan Eks Giant di Bukit Alaya. Namun itu saja tidak akan cukup untuk menampung 2800 pedagang yang selama ini menggantungkan hidupnya di Pasar Pagi.
“Memang tidak akan cukup, saya sendiri sudah melirik di eks Bandara Temindung, tapi belum tentu kita diizinkan, karena itu punya provinsi. Kalau itu punya pemkot, hari ini juga saya putuskan,” ungkapnya. Selain itu ada juga lahan di Jalan PM Noor yang bisa menjadi lokasi sementara untuk para pedagang bertransaksi. Proyek ini diperkirakan akan berjalan dalam satu tahun, sehingga selama itu juga pedagang harus berjualan di luar lokasi Pasar Pagi.
Kepala UPTD Pasar Pagi Abdul Azis memastikan selama masa relokasi, untuk sewa tempatnya tidak akan dibebankan kepada pedagang. Hanya saja pihaknya memang belum melakukan sosialisasi, lantaran masih menunggu semua tempat sementara benar-benar final diputuskan.
“Kalau semua sudah disiapkan baru kami akan sosialisasi ke pedagang,” tegasnya. Sebelumnya Kepala Disdag Samarinda Marnabas Patiroy mengatakan anggaran awal dibutuhkan rp 288 miliar, untuk mempercantik Pasar Pagi. Dengan anggaran sebesar itu, nantinya akan dibangun empat lantai, dilengkapi dengan lift untuk memudahkan aktivitas pertukaran ekonomi.
“Konsepnya modern, di atasnya ada kafe. Jadi setelah itu terbangun, jangan lagi ada orang masuk pasar harus angkat celana,” ungkapnya. Sementara untuk para pedagangnya yang harus direlokasi untuk sementara waktu, rencananya mereka akan membuka lapak sementara di Mal Mesra Indah, Segiri Grosir dan sebagian juga akan ditempatkan di Pasar Sungai Dama.
“Kalau bisa mereka akan pindah sementara mulai akhir tahun ini, jadi kegiatan sudah bisa berjalan mulai awal tahun depan,” pungkasnya. (hun/nha)