SAMARINDA KOTA. Untuk menjamin keselamatan anak bersekolah, diperlukan zona selamat sekolah (zoss), agar para pengendara juga memahami saat melintasi di kawasan itu, harus menurunkan kecepatan berkendaranya. Namun di kota ini tidak semua lingkungan sekolah terdapat zoss.
Saat ini hanya ada enam zoss di Samarinda, di antaranya berada di SD/MI di Jalan Slamet Riyadi, SD 005 di Jalan dr Soetomo, SD 016 di Jalan Antasari, SD 012 di Jalan Abdul Wahab Sjahranie, SMP 4 di Jalan Ir Juanda dan di depan SMKN 1 di Jalan Pahlawan. Sebagian di antaranya pernah ada namun sudah menghilang lantaran tak pernah mendapatkan pembaharuan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin mengakui keberadaan zoss diperlukan, untuk memberikan jaminan keselamatan anak sekolah. Terutama sekolah-sekolah yang berada di kawasan padat lalu lintas dan rawan kecelakaan.
Dalam analisisnya ia mengakui ada beberapa sekolah yang sangat krusial membutuhkan zoss, di antaranya sekolah-sekolah yang berada di Jalan Pahlawan yaitu SMPN 22 dan SMKN 1. Termasuk di Jalan Anang Hasyim yang terdapat SMPN 1 dan SMAN 1.
“Makanya untuk sementara ini selagi menunggu zoss, kami sudah mengimbau kepada petugas sekolah untuk membantu mengatur penyeberangan anak-anak sekolah,” ungkap Asli. Ia mengaku untuk usulan zoss juga telah ia usulkan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda. Sebab hal itu menjadi kewenangan instansi tersebut untuk melakukan pengadaan.
“Jadi itu tergantung mereka (dishub), sebenarnya tidak ada kendala, namun mungkin hanya menunggu waktu pengerjaan dan bisa juga kurangnya komunikasi,” bebernya. Ia mengakui untuk melakukan pengecatan ulang terhadap beberapa zoss yang sudah ada saat ini memang tidak membutuhkan anggaran yang besar.
“Tapi itu membutuhkan kerja sama dan butuh izin ke dishub. Sekolah juga tidak berani mengecat sembarangan, nanti saya cek dan minta tolong terutama di Jalan Pahlawan,” pungkasnya. (hun/beb)