SAMARINDA KOTA. Usai menuntaskan seleksi tim kualifikasi PON dan terpilih sebanyak 8 atlet, Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Kaltim, berkonsentrasi penuh untuk mempersiapkan petarungnya. Baik dari sisi teknis maupun rancangan program untuk menunjang prestasi atlet itu pun dibahas sebagai topik utama dalam Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) PBJI Kaltim, yang berlangsung Sabtu (30/9).
“Kami akan mengevaluasi apa yang sudah dilakukan dan apa yang mesti dibenahi. Jadi, saat anak-anak ini berangkat ke kualifikasi PON, sudah benar-benar ready,” tegas Ketua PBJI Kaltim, Arso Lumadyo.
Meski baru kali ini masuk dalam cabor yang dimainkan resmi untuk PON, Arso menegaskan jujitsu bukan olahraga baru. Ia menyebut pembinaan jujitsu sudah cukup lama berjalan dan terus mengalami perkembangan. Bahkan, dengan materi yang dimiliki, Arso menilai atlet-atletnya berpotensi besar untuk masuk dalam perebutan zona medali.
“Saya juga terus memantau kekuatan daerah-daerah lain. Kaltim cukup potensi, mengingat pesaing terberat itu hanya Jatim, Jabar dan DKI, karena kami juga punya atlet yang menjadi juara nasional,” terangnya.
Di kualifikasi PON yang akan berlangsung 27-29 Oktober nanti di Bekasi, delapan atlet ini akan bertanding di dua kategori, fighting dan newaza. Masing-masing nomor berisikan empat atlet. Kutai Kartanegara (Kukar) yang menjadi juara umum jujitsu di porprov lalu, menjadi kontributor terbanyak dengan menyertakan tiga atlet. Kemudian ada Bontang dan Balikpapan dengan dua atlet, serta seorang lagi dari Berau.
“Target kaminpaling tidak 6 bisa lolos ke PON. Kalau medalinya 1 atau bahkan bisa 2 emas, karena kami masih pelajari juga, aoakah atlet yang main di Asian Games itu lolos otomatis atau tidak,” Arso menutup penjelasannya. (rz/upi)