SAMARINDA ULU. Banjir yang melanda di Jalan Dr Soetomo Kelurahan Sidodadi, perlahan diselesaikan Pemkot Samarinda. Setelah menuntaskan sisi Sungai Karang Mumus (SKM) dari belakang Pasar Segiri, kini penangananya berlanjut dengan pembangunan turap di pinggir sungai.
Tak tanggung-tanggung anggaran yang disediakan mencapai Rp 4,7 miliar berasal dari bantuan keuangan (bankeu) Pemprov Kaltim. Kegiatan ini sudah mulai berjalan hingga membuat arus kendaraan dialihkan sementara ke sisi sebelah dari arah Pahlawan.
Seperti diketahui proyek ini dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda. Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Hendra Kusuma melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan turap SKM segmen Jalan Dr Soetomo Dedy Sumbawardana mengatakan bahwa untuk pembuatan turap ini baru berjalan sekitar Agustus lalu.
Adapun spesifikasi pembuatan turap ini terdiri dari panjang 64 meter, kedalaman 15 meter. Sedangkan untuk turap eksisting (pembuangan) bakal dikerjakan sepanjang 152 meter dengan kedalaman 15 meter.
“Untuk turap sheet pile panjangnya 84 meter lalu kedalamannya 15 meter,” ungkap Dedy, Selasa (10/10). Namun kegiatan ini dipastikan tidak akan berhenti sampai di tahun ini saja. Nyatanya dari Wali Kota Samarinda Andi Harun juga meminta kepada pihaknya untuk melanjutkan kembali kegiatan ini, di tahun depan. Sebab sudah ada turap yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV di segmen tersebut, pada tahun lalu.
“Tersisa sekitar 100 meter lagi dengan estimasi anggaran sekitar Rp 10 miliar, untuk bisa sampai ke turap BWS,” sebutnya. Sementara itu Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan bahwa kegiatan ini seharusnya bisa selesai di akhir tahun.
Namun ada persoalan yang harus diselesaikan terlebih dahulu mengenai saluran pembuangan drainase yang berasal dari arah RS AW Sjahranie. Sebab di kawasan itu juga ada crossing drainase yang terhubung dengan rumah sakit plat merah itu.
“Sebelum ini ditutup (diturap), diselesaikan dulu pembuangannya dari rumah sakit karena disitu ada bottle neck (sumbatan), itu yang saya minta diselesaikan dulu oleh PUPR,” pungkasnya. (hun/nha)