SAMARINDA. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memberikan edukasi terkait layanan prioritas melalui metode blended learning dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam pengembangan layanan unggulan di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim yang diwakili Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr Ronny Setiawati mengatakan layanan prioritas adalah salah satu prioritas Kementerian Kesehatan khususnya layanan kesehatan rujukan melalui pengembangan layanan unggulan di rumah sakit dan membangun jejaring pelayanan.
“Layanan unggulan yang menjadi fokus pengembangan adalah kardiovaskular, stroke, kanker, ginjal/uronefro, kesehatan ibu dan anak, tuberkolusis, diabetes militus, hepar, penyakit infeksi, dan kesehatan jiwa,” katanya pada sosialisasi layanan prioritas melalui metode blended learning,di Samarinda, Rabu (11/10).
Menurutnya, hal ini dilakukan karena adanya permasalahan layanan rujukan di antaranya adalah belum meratanya pelayanan kesehatan rujukan karena terbatasnya pelayanan kesehatan.
Lanjutnya, hal itu dilakukan agar pelayanan rumah sakit mempunyai kompetensi untuk penanganan beberapa penyakit, sebaran sumber daya manusia yang belum merata, dan masih kurangnya pelatihan berbasis kompetensi serta keterbatasan sarana prasarana dan peralatan kesehatan.
“Untuk itu, Kementerian Kesehatan telah menetapkan tujuh rumah sakit vertikal sebagai pusat layanan kekhususan nasional dan 193 rumah sakit pengembangan pusat rujukan nasional, provinsi dan regional yang merupakan pembina dan jejaring pengampuan layanan unggulan,” katanya.
Ronny menuturkan faktor keberhasilan pengampuan dalam optimalisasi jejaring pelayanan kesehatan. Beberapa di antaranya adalah dukungan dan komitmen pemerintah daerah, Dinas Kesehatan dan pimpinan rumah sakit dalam melakukan identifikasi serta pemetaan rumah sakit untuk pemenuhan sumber daya manusia, sarana prasarana dan alat kesehatan melalui rencana strategis bisnis rumah sakit.
Selain itu, katanya, dibutuhkan dukungan dari organisasi profesi terkait penyebaran/distribusi tenaga kesehatan yang dibutuhkan dalam pengembangan pelayanan di daerah. Kemudian, terlaksananya nota kesepahaman antara rumah sakit pengampu dan pemerintah daerah, terbentuknya tim pengampu jejaring yang efektif, serta monitoring dan evaluasi dari dinas kesehatan.
“Kami berharap agar peserta dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk menyerap semua informasi baik yang diberikan oleh narasumber maupun dari teman sejawat lainnya,” tuturnya. Dari hari pertama pertemuan, beberapa rumah sakit memang masih ada yang terkendala masalah SDM, alat kesehatan hingga fasilitas penunjang untuk membawa pasien ke rumahs akit rujukan.
Karena seperti kita ketahui, Kaltim memiliki daerah (kabupaten) yang aksesnya cukup jauh. Pertemuan sosialisasi layanan prioritas melalui metode blended learning di Provinsi Kaltim Tahun 2023 dilaksanakan di Hotel Ibis Samarinda, dari 11-13 Oktober 2023.
Pertemuan tersebut diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari direktur rumah sakit vertikal dan pengembangan pusat rujukan nasional, provinsi dan regional serta kepala bidang pelayanan medik rumah sakit vertikal dan pengembangan pusat rujukan nasional, provinsi dan regional. Narasumber kegiatan ini dari Dirjen Kementerian Keseharan dr Budhi Suryadharma dan Direktur RSUD AW Sjahranie dr David Hariadi . (adv/lin/beb)