SAMARINDA KOTA. Laga kualifikasi penentuan kelolosan ke PON XXI cabor sepak bola Grup C tuntas diputar, Senin (23/10) kemarin. Dimainkan bersamaan di dua tempat berbeda, di Stadion Batakan, Kaltim kembali hanya meraih hasil imbang 2-2 saat bersua Kalsel. Sementara di laga lainnya, di Stadion Segiri Samarinda, Sulawesi Barat berhasil menyudahi perlawanan Kaltara dengan skor telak 3-0.
Dengan hasil ini, secara normal Kaltim dipastikan gagal melaju ke PON XXI, karena hanya bisa mengemas tiga poin dari tiga laga. Sementara Sulbar dan Kalsel memiliki poin sama, yakni 5 dengan satu-satunya tim asal Sulawesi itu lebih baik dalam selisih gol. Sementara Kalsel, masih harus menunggu perhitungan untuk menjadi salah satu runner-up terbaik.
“Alhamdulillah kami bisa memenangkan partai ini sekaligus memastikan lolos ke PON untuk pertama kalinya dalam sejarah Sulbar,” ucap pelatih Sulbar Muhammad Irfan Rahman, usai laga kontra Kaltara. Tapi euforia ini bisa saja buyar. Karena berdasarkan adendum regulasi, jika 1 grup diisi 4 tim, maka poin lawan tim terbawah klasemen tidak dihitung. Dengan Kaltara yang dinilai sebagai tim terlemah di grup C, artinya semua laga melawan tim ini tak dihitung poin.
Jika kebijakan ini benar diberlakukan, maka artinya tiga tim lainnya, Kalsel, Kaltim dan Sulbar memiliki poin sama, yakni 2. Dihitung dari hasil seri saat tiap-tiap kesebelasan bertemu. Katim vs Sulbar 1-1, Kalsel vs Sulbar 1-1 dan Kalsel vs Kaltim 2-2. Kemudian, jika dihitung berdasarkan selisih gol, maka Kaltim dan Kalsel memiliki marjin lebih baik dari Sulbar, namun kedua tim Kalimantan ini memiliki selisih yang sama.
“Sementara ini hasil di grup C, jika mengacu pada adendum regulasi, masih belum bisa ditentukan. Kami sudah sampaikan ke PSSI pusat untuk keputusannya seperti apa,” jelas Sekretaris Umum (Sekum) Asprov PSSI Kaltim Supono.
Jika aturan ini digunakan, Kaltim menjadi tim yang paling diuntungkan. Karena dalam tiga laga di fase grup, anak asuh Iwan Setiawan ini belum pernah sekali pun memetik kemenangan. Hasil seri juga diperoleh Yanuar Sanusi dkk, kala bertemu Kaltara, Sabtu (21/10) lalu, dengan skor 1-1.
Tapi, apabila mengikuti regulasi yang diterapkan tersebut, penentuan peringkat dengan poin dan selisih gol yang sama, akan dihitung berdasarkan jumlah kartu kuning yang diterima. Di poin ini, Kaltim menjadi tim dengan kolektor kartu terbanyak. Artinya, kemungkinan Kaltim akan menjadi runner up dan menunggu keputusan apakah masuk sebagai lima kesebelasan peringkat kedua terbaik.
Namun, di luar itu, pencapaian Kaltim di kualifikasi PON kali ini bisa dikatakan terburuk yang pernah diraih sejak PON 2000 di Jawa Timur. Sebelumnya, Kaltim selalu berhasil lolos dalam fase penyisihan di grup yang diikuti. Tentu ini wajib menjadi evaluasi mendalam bagi asprov.
Sampai berita ini ditulis, masih belum ada konfirmasi terkait keputusan PSSI pusat. “Kami masih menunggu juga hasilnya,” jawab Pono saat dikonfirmasi ulang. (rz/upi)