SAMARINDA KOTA. Hasil latihan tim sepak takraw Kaltim akan segera diuji di Babak Kualifikasi (BK) PON XXI, 26-30 Oktober di Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Berkekuatan 18 atlet, 2 pelatih dan 1 manajer, kontingen bertolak kemarin.
Dalam acara pelepasan kontingen takraw, Selasa (24/10) lalu, Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras mengharapkan takraw mampu menjadi bagian dalam pencapaian prestasi Benua Etam dalam BK PON tahun ini. Artinya, takraw bisa masuk dalam zona medali, sebagai syarat yang disepakati untuk bisa diutus mewakili Kaltim di PON XXI tahun depan.
“Tetap fokus, ikuti instruksi pelatih dan tetap maksimalkan teamwork, karena ini adalah olahraga beregu. Saya berharap takraw bisa lolos zona medali,” pesan Rusdi. Ditemui usai acara, manajer tim sepak takraw Kaltim, Syaharuddin mengatakan persiapan atlet dinilainya sudah cukup mantap. Semua tahapan, mulai dari teknik, taktik dan fisik, telah menunjukkan kesiapan untuk tampil di BK PON nanti.
“Chemistry dan komunikasi juga berjalan baik. Termasuk kondisi fisik mereka juga sangat prima. Intinya, kondisi tim siap dan solid,” ucap Syaharuddin. Di kualifikasi nanti, Kaltim berada satu grup dengan tujuh provinsi lainnya. Yakni tuan rumah Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Jogjakarta dan Kaltara. Berada di wilayah ini, Syaharuddin tetap menargetkan emas sebagai bidikan utamanya.
“Selama ini Kaltim selalu diperhitungkan, karena sering lolos dan mendapat medali,” Syaharuddin menjelaskan alasannya terkait target yang diusung. Namun, di sisi lain, ada terselip kekecewaan dirasakan pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Kaltim.
Hal ini diungkapkan Sekretaris PSTI Kaltim, Darmin Balfas, bahwa untuk kedua kalinya, setiap pelepasan kontingen menuju kualifikasi, tak pernah dihadiri oleh ketua umumnya, Jahidin. Hal serupa juga terlihat, saat PSTI menggelar seleksi pembentukan tim menuju kualifikasi, di mana ketua umum tak sekali pun hadir untuk sekadar memonitor kegiatan.
“Yang jelas, saya sudah memberitahukan kepada ketua pengprov tentang agenda hari ini. Tapi tak ada jawaban. Tahun 2018 saat kami akan berangkat ke pra PON di Kaltara, ketua umum juga tidak hadir,” Darmin mengungkap kekecewaannya.
Terpisah, pelatih takraw putri Basri Majja, menyebut sistem kelolosan di BK PON kali ini sedikit rumit, meski sudah diterapkan pada PON Papua lalu. Nantinya 8 provinsi di grup ini akan memainkan nomor tim double lebih dulu. Di mana peraih emas dan perak otomatis akan lolos ke PON.
“Nanti 6 tim lainnya, kembali akan bertanding di nomor inter regu. Di sini nanti hanya satu yang diambil untuk lolos ke PON tahun depan,” jelas Basri. Diakui Basri, keberadaan Jateng dan Jatim di grup yang sama, sedikit memperkecil peluang daerah lainnya untuk bersaing. Maka dari itu, dengan persiapan yang disebutnya sangat minim, Kaltim lebih memfokuskan diri untuk bisa lolos di nomor inter regu.
“Peluang di tim double memang agak berat, karena selama ini Jatim dan Jateng selalu menjadi yang terbaik. Makanya kami fokuskan di nomor inter regu, di situ peluangnya fifty-fifty,” kata Basri menutup penjelasannya. (rz/upi)