SEJUMLAH pemudah masyarakat Loa Janan Ilir diberikan pelatihan kelistrikan otomotif oleh Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Polnes melalui program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) guna peningkatan kompetensi peserta pada usaha perbengkelan.
Pelatihan kelistrikan otomotif yang diberikan kepada peserta, perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang makin maju, agar peserta dapat menerapkan kompetensi yang dimiliki di bidang otomotif, khususnya kendaraan ringan.
Ketua Tim Pengabdian, Samen Lolongan, S.T., M.T, secara umum menelaskan program pelatihan ini bertujuan untuk menghasilkan peserta yang memiliki pengetahuan dibidang kelistrikan otomotif, keterampilan kerja, serta hak dan tanggung jawab dalam bidang perawatan kendaraan serta sistem penerangan yang lengkap pada mobil Toyota Avanza yang terdiri dari lampu kepala, lampu tanda belok, lampu kota, lampu mundur, hazard, klakson dan wifer.
“Pemberian teori kali ini yang kami berikan tidak hanya terkait dengan materi kelistrikan saja, juga ada pembekalan kewirausahaan. Dimana peserta diberi pengetahuan tentang kiat-kiat berwirausaha, dari mulai mengelola bengkel sampai menagemen pelanggan,” katanya.
Menurut Samen Lolongan, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, apalagi dengan isu jaman saat ini, maka perkembangan otomotif sudah mengarah ke elektrik. Apalagi sudah banyak kendaraan ringan yang sudah mengarah ke listrik, karena itu peserta dibekali dengan basic elektrikal.
“Kendala yang dialami oleh peserta selama pelatihan adalah rata-rata peserta belum memiliki pengetahuan dasar tentang dasar-dasar kelistrikan sehingga mereka kesulitan dalam membaca simbol-simbol kelistrikan otomotif, menggunakan alat ukur, mengukur besaran listrik (arus, tegangan dan tahanan) terlebih dalam membaca diagram wairing,” sebutnya.
Dengan harapan adanya pelatihan yang dilaksanakan program kerja dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini, berupa pelatihan sistem kelistrikan otomotif khususnya kelistrikan otomotif kendaraan ringan (light vehicle) agar memudahkan peserta dalam memahami tentang sistem penerangan pada kenderan ringan.
Pada prinsipnya, peserta memiliki potensi dalam usaha di perbengkelan. Sehingga perlu dilatih agar bisa menyesuaikan kemampuan yang dimiliki dengan perkembangan teknologi khususnya otomotif yang makin lebih kekinian.
“Hanya persoalannya adalah masih terkendala dari sisi alat praktek yang lebih modern sehingga butuh dukungan pemerintah setempat, agar masyarakat atau peserta pengabdian ini dapat mengenal teknologi elektrikal yang baru, khususnya kelistrikan otomotif,” tutupnya. (adv/nch/beb)