SAMARINDA. Salah satu usaha pemerintah dalam mengembangkan potensi pemuda adalah dengan program Pertukaran Pemuda AntarNegara (PPAN). Sebuah program yang sudah diadakan sejak 1973 silam dengan tujuan mengembangkan generasi muda untuk memperluas pengetahuan dan wawasannya.
Program yang dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI ini, akan mengirim pemuda terpilih dari berbagai provinsi untuk mengikuti PPAN. Kaltim sendiri dalam tiga tahun terakhir, tak pernah absen meloloskan delegasinya untuk mengikuti program tersebut. Padahal, seperti dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Rasman Rading, seleksi untuk bisa terpilih cukup berat.
“Kita, dalam tiga tahun terakhir selalu ada yang terpilih. Ini luar biasa, karena tidak semua provinsi bisa mendapat jatah dari Kemenpora,” ucap Rasman.
Secara umum, Rasman memaparkan seleksi yang harus dilalui sangat ketat. Ada banyak pokok-pokok subjek yang menjadi indikator penilaiannya. Termasuk dalam hal ini, peserta wajib memiliki pengetahuan dan pemahaman luas tentang wawasan kebangsaan.
“Yang pasti itu bahasa Inggris. Peserta harus lulus tes TOEFL tingkat mahir dengan nilai tinggi,” jelas Rasman. Lebih lanjut, Rasman mengatakan bahwa keterwakilan Kaltim dalam program ini memberi manfaat yang cukup besar. Di mana, wakil-wakil Benua Etam ini bisa menjadi duta untuk lebih mengenalkan Kaltim ke dunia internasional. (adv/rz/upi)