TENGGARONG. Nasib petani memang acapkali kurang diuntungkan. Begitu pula menimpa kalangan petani Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Saat ini mengeluhkan kesulitan pupuk. Demikian terungkap dari reses dilakukan anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin, ketika bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat serta perwakilan kelompok tani (Poktan) Loa Duri Ilir.
“Para kelompok tani di sana (Loa Duri Ilir, Red) selama ini menanam jagung dan singkong atau ubi kayu. Memang potensi komoditas itu cukup menjanjikan. Tapi kendala dihadapi petani adalah kesulitan mendapatkan pupuk. Karena dalam setahun, mereka hanya 1 kali mendapat bantuan pupuk dari pemerintah. Padahal dalam 1 tahun itu ada 2 musim tanam. Nah masalah ini kan musti dicarikan solusinya,” ungkap Saleh –demikian politisi Partai Golkar ini akrab disapa– kepada Sapos, menerangkan sejumlah catatan dari reses dilakukannya pada 20-27 Oktober 2023, ke sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Kukar.
Berkaca atas kondisi buruk dihadapi para petani Loa Janan tersebut, Saleh nanti berkoordinasi dengan pihak terkait di Pemprov Kaltim. Tidak itu saja, beberapa keluhan maupun aspirasi lainnya, juga disampaikan para tokoh masyarakat Loa Duri Ilir. Misalnya para peternak sapi, khusus untuk penggemukan dengan cara dipelihara dalam sebuah lahan atau kawasan. Juga mengajukan permohonan agar dibantu pemerintah.
“Atas permohonan tersebut, kami memberi dukungan supaya dapat bantuan dari provinsi (Pemprov Kaltim). Dengan catatan, masing-masing kelompok tani atau peternak sapi bersangkutan, harus memiliki badan hukum. Sehingga bisa mengakses ke SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) dan Bappeda Kaltim,” jelasnya.
Memang selama ini para Poktan Loa Duri Ilir, memperoleh hak pengelolaan (HPL) dengan luasan mencapai 300 Hektare (Ha). Lahan itulah kemudian dimanfaatkan untuk tanaman singkong. Atas kondisi itu pula, mereka mohon dibantu alat mesin pertanian (Alsintan). Berupa kultivator dan ekskavator mini yang selama harus mereka sewa.
“Sedangkan kemampuan mereka, menyewa mesin pertanian berupa kultivator serta ekskavator mini tersebut, sangat terbatas. Sehingga pengolahan lahan HPL seluas 300 Hektera itu masih kurang alias belum maksimal,” kata Saleh, lagi.
Kepala Desa (Kades) Loa Duri Ilir, Fakhir Rasyad juga menyampaikan kendala dihadapi pihaknya. Khusus dalam menyelenggarakan pendidikan, berupa Sekolah Dasar (SD) inklusi yang juga menampung anak didik berkebutuhan khusus. Memang selama ini sekolah itu sudah berjalan baik. Meskipun dengan fasilitas sangat terbatas atau seadanya.
“Pak Kades menuturkan, selain Loa Duri Ilir, sekolah inklusi itu juga banyak menerima anak-anak desa lain sebagai peserta didik. Tentu permasalahan ini akan kami koordinasikan ke Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Kukar. Ya secepatnya, supaya ada tanggapan dan penanganan,” ucap Saleh.
Pembinaan terhadap generasi muda Loa Duri Ilir, maupun Kecamatan Loa Janan secara luas, juga disampaikan perwakilan masyarakat kepada anggota DPRD Kaltim ini. Khususnya terkait banyak potensi menjanjikan, seperti Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM) dilakoni kalangan pemuda. Di mana pihak terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, dapat melaksanakan pelatihan kerja.
“Semestinya OPD teknis terkait di Pemkab Kukar dapat memberikan pelatihan atau semacamnya kepada pemuda. Seperti pelatihan keterampilan mebeler, pertukangan dan lain-lain. Di sisi lain, nanti kami berkoordinasi dengan Bidang SMK Disdikbud Kaltim. Untuk mengupayakan dibuka jurusan baru di SMK Loa Janan, seperti jurusan pertukangan dan mebeler. Supaya pemuda Loa Janan punya skil atau kemampuan memadai di masa depan. Itu sangat diperlukan, karena Loa Janan berbatasan langsung dengan IKN (Ibu Kota Nusantara),” kata Saleh. (idn/adv)