SAMARINDA KOTA. Hanya menargetkan untuk meloloskan sebanyak mungkin atlet, tim gulat Kaltim justru tampil di luar ekspektasi. Turun di 16 kelas tanding, 15 medali berhasil dibawa para gladiator Benua Etam. Rinciannya, 6 emas, 4 perak dan 5 perunggu.
“Alhamdulillah, dengan hasil ini kami meraih juara umum. Ditambah dua atlet lagi yang sudah dihitung emas, karena lolos wild card,” ucap pelatih gulat Kaltim, Rudiansyah, saat dihubungi Jumat (10/11) kemarin.
Di hari terakhir kualifikasi, nomor gaya bebas putra, hanya satu dari enam pegulat yang belum diketahui hasil pastinya, apakah lolos atau tidak. Dia adalah Nico Mustafani yang turun di kelas 125 kg. Sementara di lima kelas lainnya, satu emas berhasil diamankan Zainal Abidin yang turun di kelas 57 kg, usai mengempaskan lawannya asal DKI Jakarta dengan skor telak 10-0.
Selanjutnya, perak didapat dari Hamka di kelas 65 kg. Serta tiga perunggu melalui Fachoirul Zaman 74 kg, Muhammad Anggi Anugrah Thamrin 86 kg dan Anggi Anggara di kelas 97 kg.
“Satu dalam posisi yang kami belum tahu, Nico di 125 kg . Kami masih menunggu rilis resminya. Tapi dari hitungan pelatih, sepertinya tidak lolos,” terang pelatih yang lebih sering disapa Keke tersebut. Ditambahkan Keke, BK PON kali ini distribusi medali cukup merata. Di bawah Kaltim, tim-tim kuat seperti dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan berhasil mendapatkan 3 emas
“Tentu kami akan menyusun strategi lagi untuk PON-nya. Akan kami evaluasi semua, agar bisa mempertahankan atau mungkin meningkatkan hasil kualifikasi ini,” tegas Keke.
Intinya, seperti disampaikan Keke, hasil 4 emas di PON Papua lalu, melecut motivasi timnya untuk bisa tampil lebih baik lagi. “Kami selalu ingin memperbaiki posisi. Harapannya, persiapan ke PON XXI/2024 akan lebih diperhatikan lagi,” pungkasnya. (rz/upi)