SAMARINDA KOTA. Pemandangan antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali terlihat di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU). Terutama yang berada di kawasan tengah kota seperti di Jalan Kesuma Bangsa, setiap malam terlihat antrean mobil yang mengular hingga ke depan kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim.
Melihat fenomena ini, memang tidak terjadi satu dua kali saja dalam setahun. Sehingga hal ini perlu disikapi dengan bijak oleh Pertamina dan pemerintah daerah. Agar kekhawatiran warga tidak terus menerus terjadi hingga menyebabkan panic buying atau membeli dalam jumlah berlebihan akibat takut kehabisan.
Menanggapi kejadian ini, Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman Akhmad Noor mengatakan bahwa kejadian seperti ini memang bukan pertama kalinya di Samarinda. Hanya saja memang belum ada penjelasan yang jelas dari pihak Pertamina.
“Biasanya karena terjadi keterlambatan pendistribusian, tapi hal-hal seperti ini harusnya bisa dijelaskan kepada masyarakat,” ungkapnya saat dihubungi melalui via seluler, Rabu (15/11).
Terlebih bayang sangat konsutif BBM, terutama bagi para pelaku ekonomi informal. Selain itu, perilaku masyarakat yang saat ini lebih memilih kendaraan pribadi daripada angkutan umum, juga kerap mempengaruhi terjadinya stok BBM.
“Makanya terjadi antrean, karena banyak masyarakat yang tidak mau kehabisan BBM,” tegasnya. Akhirnya banyak masyarakat yang latah dan membeli BBM terus menerus, guna menunjang aktivitasnya sehari-hari. Akibat tidak adanya penjelasan dari Pertamina membuat kepanikan ini semakin menjadi-jadi, terutama mereka yang berasal dari kalangan masyarakat biasa.
“Seperti yang mengantar anak-anak ke sekolah, pekerja, ojek dan taksi online, kan setiap hari membutuhkan BBM,” jelasnya. Ia pun berharap dari pemerintah daerah mampu mendorong Pertamina untuk menjelaskan kondisi yang terjadi saat ini. Sebab Akhmad mengakui kondisi ini memang sudah sering terjadi, namun tidak ada penjelasan dari Pertamina untuk meredam kepanikan warga.
“Kalau seperti Bulog kan ada pemberitahuan stok aman hingga tahun depan, inilah yang perlu dilakukan oleh Pertamina,” katanya. Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik sebelumnya menyampaikan bahwa hal ini biasanya terkait dengan distribusi. Dia mengaku akan mengkomunikasikan hal ini dengan Pertamina.
“Kita akan coba bicarakan dengan banyak pihak yah, termasuk dengan persoalan penegak hukum,” tegasnya. Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menjamin dan memastikan stok BBM subsidi dalam keadaan aman dan tersedia di Kalimantan. Pihaknya menyebut, monitoring juga terus dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh Area Manger Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, melalui keterangan persnya pada Rabu (8/11).
“Menyikapi kondisi lapangan mengenai antrean di SPBU beberapa waktu terakhir, kami telah memastikan bahwa sebenarnya distribusi BBM dari terminal atau depot hingga ke SPBU tidak ada masalah. Stok di depot terbukti aman, bahkan rentang waktu ketahanan stok hingga lebih dari 9 hari akumulatif, “ungkapnya.
Patra Niaga Regional Kalimantan melihat fenomena antrean disebabkan karena adanya beberapa faktor, khususnya terkait disparitas harga sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah pembeli BBM khususnya jenis Pertalite.
“Jauhnya perbedaan harga Pertamax dan Pertalite yaitu sekitar Rp 4.000, membuat banyak konsumen Pertamax shifting ke Pertalite. Hal ini menyebabkan jumlah konsumsi BBM jenis Pertalite bertambah khususnya di wilayah Kalimantan,” tegasnya.
Dirinya menegaskan, tidak ada pengurangan dalam menyalurkan BBM Pertalite dan BBM Solar. Besaran penyaluran year to date (YTD) hingga 31 Oktober 2023 di Kalimantan untuk Pertalite mencapai 78 persem dan Biosolar mencapai 81 persen dari kuota yang sudah ditetapkan.
“Realisasi penyaluran Pertalite hingga 31 Oktober 2023 mencapai 78 persen. Sedangkan untuk Biosolar mencapai 81 persen artinya kalau dilihat dari sisa kuota masih aman hingga akhir tahun, namun nantinya kami akan menjelaskan lebih lanjut saat pelaksanaan satgas Natal dan Tahun Baru 2024,” jelasnya.
Untuk seluruh stok di Terminal BBM, pihaknya menyebut dalam kondisi aman bahkan memiliki ketahanan hari akumulatif selama 9 sampai 12 hari baik jenis Gasoline maupun Gasoil. Tidak ada kelangkaan dan stok masih aman di Terminal BBM.
Pertamina menghimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya. Untuk masyarakat yang mampu secara ekonomi yang masih menggunakan BBM subsidi diharapkan dapat beralih untuk menggunakan BBM non subsidi.
“Kami berharap masyarakat bisa membeli BBM secara bijak terkhusus BBM Subsidi, belilah BBM sesuai kebutuhan dan spesifikasi kendaraan,” katanya. Untuk masyarakat yang lebih mampu, Pertamina menyediakan berbagai jenis BBM berkualitas sesuai spesifikasi kendaraan seperti Pertamax, Pertamax Turbo serta Pertamina Dex dan Dexlite.
Agar BBM Subsidi dapat diterima oleh masyarakat yang berhak dan tidak dimanfaatkan oleh para penimbun BBM serta oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dalam pemenuhan energi berupa BBM, LPG serta produk Pertamina lainnya. Jika konsumen atau masyarakat membutuhkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi kontak Pertamina 135 atau bisa mengakses website resmi Pertamina di www.pertamina.com serta dapat juga melalui aplikasi MyPertamina. (hun/nha)